Orasi proletar
Sadis..
Uang saku kami dikebiri
Sampai kami melakukan aksi
Pikiran, energi diperas bak sapi
Woy
Sapi juga butuh gizi
Sapi ini punya anak istri
Belum lagi suami yang menunggu penghasilan dari kami
Kacau
Penyalur upah tanpa transparansi
Giliran ditanya lepas tanggung jawab tunjuk sana tunjuk sini
Woy woy
Kemana perginya orang diatas kami
Kami punya naluri
Nurani kalian sudah mati
Untuk atasan yang suka di Tuhankan
Dibalik kursi dengan kemeja rapi
Setiap pantat yang senang harus dijilati
Bagi lah sedikit kantong kami upeti
Untuk rekan sepenanggungan
Yang sudah mau berdiri
Saya pribadi mengucapkan apresiasi
Tiada kata lagi hanya terimakasih
Kalian wakil tuhan yang diberi hati nurani
Untuk papah disana yang berdasi
Katanya iba dan tidak tuli
Kebobrokan mental tirani
Untuk kaum intelek bergaji tinggi
Yang rapi yang seksi yang wangiii taiiii
Kami kecil selalu tersingkir
Kalian makin besar tak tahu diri
Cuma pak polisi saat ini yang mau mengayomi
Mendengar sabar suara hati kami
Untuk teman-teman yang sudah dapat gaji lebih
tak mau tau yang penting angsuran sudah terbayar bulan ini
Yang takut besok disodorkan surat pengunduran diri
Kami ini teman sehari-hari
Keluahan kalian dengan kami
Masang muka melas didepan tirani
Kami berdoa Semoga cepat naik pangkat
Ga melarat
Angsuran tak tersumbat
Bisa posting makanan enak
Nonton konser sampai pagi
Tak peduli kerabat
Tutup hati rapat-rapat
Woy.. woy... ini sahabatmu, ini rekan kerjamu yang sering makan nasi warteg bareng-bareng
Bung karno pak harto
Bj habibie, tuanku gusdur, ibu megawati, bapak SBY, dan pak jokowi
Disini ada rakyat yang berdiri
Yang gajinya dipotong meberi sumbangsi
Meski tak besar tapi berarti buat kami
Liat didalam ada gedung ini
cukong-cukong ramah yang suka dipuji
Senang menggilas harga diri
Kami dianggap tuli
Bayar kami yang sesuai
Kami minta transparan
Sudah sering gaji kami mangkir
Absen Masuk, telat dipecat
Pulang lewat, tak dianggap
Makhluk macam apa kalian ini??
Komentar
Posting Komentar