Si Cantik & Si Aku

Si Cantik mulai bahagia dengan kekasihnya yang baru setelah Aku. Sedangkan si Aku sedih, saat membayangkan si Cantik dipersunting, membina bahtera rumah tangga kemudian  bunting oleh suaminya. Begitulah pahit dunia, kerap kali dibuai oleh beribu manis cinta, kasih dan sayang kemudian ditelantarkan sengaja dengan harapan.

Coba si Aku yang jadi ayahnya, coba si Aku yang berjabat tangan dengan walinya, gagah melafazkan "Qobiltu Nikahaha" , coba si Aku yang tinggal serumah nanti dengannya. Coba saja terus, meski berkali-kali mencoba, hasilnya tetap sama. khayalan, angan-angan tak pernah jadi kenyataan.

Bagaimana jika nanti, Si cantik mulai upload masakan favorit suaminya, update status WA perihal kebahagian dalam mahligai rumah tangga sesuai syariat agama. ditambah repost snap IG ucapan dan doa dari teman baik yang datang di resepsinya. Padahal empat bulan sebelumnya, si Cantik menangis karena si Aku yang pernah jadi juara di hatinya memutuskan pergi demi bahagianya.

Di kepala si Aku menyimpan tanya, malam begini Si Cantik sedang apa?  pasti sedang tidur di kasur busa dengan karyawan BUMN yang sekarang sah jadi suami di mata hukum dan agama. Aduh, pelik memang! Punya sayang namun bertepuk sebelah tangan, punya kasih namun tak sampai di pelaminan. Hanya kenangan bersama yang tersisa sedang berusaha untuk di buang.

Si Aku mulai merasa paling ke siksa, terpuruk, jatuh bangun, mati-matian, sampe tak takut kematian. Sedang si Cantik mulai nyaman, sibuk kuda-kudaan, main bom-bom car di setiap sudut ruangan dan potong rumput di halaman.

Sudah cukup si Aku yang begitu, sedihnya bisa jadi pelajaran. Biar si Cantik bahagia, karena bahagia milik semua manusia yang diberi rasa. Kita sebagai pembaca, lanjutkan hidup! belajar cukup, bertanggung jawab pada pilihan. Percaya saja, Tuhan Maha Asyik. Itu kata Gondes. 


Komentar

Postingan Populer